Cerpen Romantis Jilid 1 : Lentera di Tengah Kegelapan
Tiang-tiang bambu yang rapuh berderit ketika angin malam berhembus kencang. Sebuah desa terpencil di tepi hutan menjadi tempat tinggal bagi penduduknya yang hidup dalam keadaan sederhana. Di tengah desa terdapat sebuah rumah tua yang terlihat tak terawat. rumah itu menjadi tempat tinggal bagi seorang perempuan paruh baya bernama Siti.
Siti adalah seorang perempuan kesepian yang telah menjalani 20 tahun hidupnya dalam sebuah penantian. Kehidupannya penuh dengan kisah-kisah yang tak terlupakan, namun tak ada yang lebih ia kenang daripada cinta sejatinya, Farhan. Farhan adalah seorang lelaki pemberani dan cerdas yang terpaksa meninggalkan desa ini puluhan tahun yang lalu untuk pergi ke kota besar memperbaiki nasib. Farhan meninggalkan Siti dengan janji bahwa dia akan kembali setelah mendapatkan pekerjaan yang layak.
Namun, waktu berlalu dan janji itu tetap terkatung-katung di udara. Farhan tidak pernah kembali, dan Siti pun hidup dalam kesedihan dan kegelapan hati. Malam-malam yang sunyi dan sepi menjadi saksi bisu atas kesepian yang dirasakannya. Satu-satunya teman yang menemaninya adalah lentera tua yang diletakkannya di meja depan rumahnya.
Setiap malam, Siti akan menghidupkan lentera itu, dan cahayanya akan menerangi sekelilingnya. Meskipun hanya cahaya kecil, tetapi itu memberikan sedikit harapan dan kenyamanan bagi Siti. Dia berharap bahwa suatu hari nanti Farhan akan melihat cahaya lentera itu dan kembali ke pelukannya.
Sementara itu, di kota besar, Farhan hidup dalam kesibukan dan keramaian yang tak pernah berhenti. Ia bekerja keras dan berhasil mencapai kesuksesan yang selalu ia impikan. Namun, di tengah semua kebahagiaan dan keberhasilannya, ada sesuatu yang selalu mengganjal di hatinya. Ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya, dan dia tidak bisa melupakan janjinya kepada Siti.
Suatu malam, ketika Farhan sedang duduk di balkon rumahnya yang mewah, ia melihat seberkas cahaya kecil dari kejauhan. Cahaya itu terlihat samar-samar, tetapi ada sesuatu yang membuatnya ingat akan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam hidupnya. Ya, ingatannya kembali kepada seorang siti, gadis yang dulu ia tinggalkan di desa dengan sebuah janji yang belum sempat ia penuhi.
Perasaan bersalah karena meninggalkan gadis itu sendiri dalam penantiannya, membuat Farhan memberanikan diri dan mengesampingkan kesemua egonya untuk kembali dan menepatinya janjinya kepada siti setelah bertahun-tahun lamanya.
Tibalah ia disebuah rumah tua dimana kekasih hatinya tinggal. Ya, siti ada didalam rumah itu menunggunya dengan setia berharap tebusan janji yang disenandungkan ke telinganya dulu. Farhan menghentikan langkahnya sejenak, ia bergumam dalam hati "apakah siti masih bersedia menerimaku setelah sekian tahun aku meninggalkannya?".
Didalam rumah itu ia melihat Siti, perempuan paruh baya yang masih hidup dengan berpegang pada lenteranya yang setia menyala. Siti menoleh dan melihat Farhan dengan mata penuh kejutan dan sukacita. Mereka saling memandang satu sama lain, dan dalam tatapannya, terpancar cinta yang tak pernah memudar.
Farhan berjalan mendekati Siti, mengambil tangan lembut nenek itu. Air mata bahagia mengalir dari mata mereka berdua saat mereka akhirnya bersatu kembali. "Siti, aku minta maaf. Aku tahu aku telah meninggalkanmu begitu lama, tapi aku tidak pernah melupakanmu. Setiap hari, aku membawa cahayamu di hatiku," ucap Farhan dengan suara yang penuh emosi.
Siti, dengan senyum lebar di wajahnya, mengampuni Farhan dan berkata, "Cahayamu telah membawaku pulang, Farhan. Sekarang kita bisa bersama lagi, seperti yang selalu kita impikan."
Mereka duduk bersama di meja depan rumah, dengan lentera yang tetap menyala di antara mereka. Lentera itu menjadi simbol kekuatan cinta dan harapan yang tak pernah padam. Meskipun hidup mereka telah dipisahkan oleh waktu dan jarak, cinta sejati mereka tetap bersinar terang di tengah kegelapan.
Dari hari itu, Siti dan Farhan hidup bahagia bersama di rumah tua itu. Mereka saling menjaga dan menyayangi satu sama lain. Cahaya lentera mereka tidak hanya menerangi rumah itu, tetapi juga menerangi hati mereka yang telah lama gelap oleh kesepian.
Cerita Siti dan Farhan menjadi legenda di desa itu. Setiap malam, penduduk desa melihat cahaya lentera di rumah itu dan mereka mengingat akan kekuatan cinta yang tak tergoyahkan. Lentera di tengah kegelapan telah mengajarinya bahwa cinta sejati selalu menemukan jalan pulang, bahkan dalam kesunyian dan keterpisahan.
Masyarakat desa merayakan kembalinya Siti dan Farhan dengan pesta besar. Cahaya lentera menghiasi jalanan dan rumah-rumah, menciptakan suasana yang hangat dan penuh keceriaan. Semua orang merasakan betapa pentingnya cinta dan harapan dalam hidup mereka.
Akhirnya, lentera itu tetap hidup dalam hati mereka, menjadi cahaya yang membawa mereka berdua melalui kehidupan yang penuh dengan cobaan dan kegelapan. Hingga akhir hayat mereka, cinta mereka tetap bersinar terang seperti lentera di tengah kegelapan. Dan kisah cinta mereka terus dikenang oleh generasi-generasi seterusnya, sebagai bukti bahwa cinta sejati tak pernah padam, bahkan di tengah kegelapan terdalam sekalipun.
Baca Juga | Cerpen Romantis Jilid 2 : Cinta Yang Terpendam