Cerpen Islami Jilid 1: Hidayah di Balik Musibah
Kreasi Lirik - Rizal adalah seorang pemuda yang hidup dalam kemewahan dan kesenangan. Ia adalah anak tunggal dari seorang pengusaha kaya yang memiliki banyak perusahaan dan properti. Rizal tidak pernah merasakan kesulitan atau kesusahan dalam hidupnya. Ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan dengan mudah. Ia juga tidak pernah peduli dengan agama atau ibadah. Ia lebih suka bersenang-senang dengan teman-temannya yang juga berasal dari kalangan elit.
Suatu hari, Rizal mengajak teman-temannya untuk berlibur ke Bali. Ia ingin menikmati pantai, pesta, dan wanita cantik di sana. Ia tidak tahu bahwa di hari itu, Allah telah menetapkan takdir yang berbeda untuknya.
Saat ia sedang asyik berenang di pantai, tiba-tiba ia merasakan gempa bumi yang sangat kuat. Ia melihat ombak besar yang menghantam pantai dan menghanyutkan banyak orang dan barang. Ia berusaha menyelamatkan diri, tetapi terlambat. Ia pun terseret oleh ombak tsunami yang dahsyat.
Rizal merasa seperti akan mati. Ia tidak bisa bernapas dan melihat apa-apa. Ia hanya bisa merasakan rasa sakit dan ketakutan yang luar biasa. Ia menyesali semua dosa dan kesalahan yang ia perbuat selama ini. Ia ingat ayah dan ibunya yang selalu mengingatkannya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah. Ia ingat Al-Quran yang ia abaikan dan tidak pernah ia baca. Ia ingat semua nikmat dan karunia Allah yang ia sia-siakan.
Ia pun berdoa dengan sangat dalam hatinya. "Ya Allah, ampunilah aku. Aku menyesal atas semua dosa yang telah kulakukan selama ini. Aku ingin kembali kepada-Mu. Aku ingin menjadi hamba-Mu yang taat dan sholeh. Ya Allah ya Rabb, selamatkanlah aku dari musibah yang sedang menimpaku."
Allah Maha Mendengar doa hamba-Nya yang ikhlas. Allah Maha Penyayang dan Pengasih. Allah memberikan hidayah kepada Rizal dengan cara yang ajaib.
Tiba-tiba, Rizal merasakan ada sesuatu yang menarik tubuhnya ke atas. Ia melihat seorang lelaki berjenggot dan berkacamata hitam yang memegang tangannya erat-erat. Lelaki itu adalah seorang relawan dari organisasi kemanusiaan yang sedang membantu korban tsunami.
"Alhamdulillah, kamu masih hidup," kata lelaki itu dengan suara lirih.
Rizal tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menangis dan memeluk lelaki itu dengan erat.
Lelaki itu membawa Rizal ke tenda darurat yang telah disiapkan oleh tim relawan. Di sana, Rizal mendapatkan perawatan medis dan bantuan psikologis. Ia juga mendapatkan pakaian bersih dan makanan halal.
Rizal merasa sangat bersyukur kepada Allah atas keselamatan dan pertolongan-Nya. Ia juga merasa sangat terharu dengan kebaikan dan kasih sayang lelaki itu dan para relawan lainnya.
Rizal pun bertanya kepada lelaki itu tentang dirinya.
"Siapa namamu?" tanya Rizal.
"Namaku Ahmad," jawab lelaki itu.
"Dari mana kamu?" tanya Rizal lagi.
"Aku dari Jakarta. Aku seorang dokter dan aktivis sosial," kata Ahmad.
"Apa motivasimu untuk menjadi relawan di sini?" tanya Rizal penasaran.
"Motivasiku adalah iman dan kemanusiaan," kata Ahmad dengan mantap.
"Iman?" ulang Rizal heran.
"Iya, iman. Aku percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan Muhammad adalah utusan-Nya. Aku percaya bahwa Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada sesama. Aku percaya bahwa Allah akan memberikan pahala dan siksa kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya. Aku percaya bahwa Allah akan menguji manusia dengan berbagai cobaan dan musibah untuk menguji keimanan dan kesabaran mereka. Aku percaya bahwa Allah akan memberikan hidayah dan rahmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Aku percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik pelindung dan penolong," jelas Ahmad dengan penuh keyakinan.
Rizal terdiam mendengar penjelasan Ahmad. Ia merasa ada sesuatu yang menyentuh hatinya. Ia merasa ada sesuatu yang mengingatkannya akan tujuan hidupnya.
"Ahmad, aku ingin belajar lebih banyak tentang Islam. Aku ingin menjadi muslim seperti kamu. Bisakah kamu mengajarkan aku?" tanya Rizal dengan suara tulus.
Ahmad tersenyum bahagia mendengar pertanyaan Rizal. Ia merasa senang bisa menjadi alat hidayah bagi Rizal.
"Tentu saja, Rizal. Aku akan sangat senang mengajarkan kamu tentang Islam. Islam adalah agama yang sempurna dan universal. Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan kebahagiaan. Islam adalah agama yang mengajarkan tauhid, syariah, dan akhlak. Islam adalah agama yang cocok untuk semua zaman dan tempat," kata Ahmad dengan antusias.
Ahmad pun mulai mengajarkan Rizal tentang dasar-dasar Islam, seperti rukun iman, rukun islam, sejarah nabi Muhammad, al-Quran, hadits, fiqih, dan lain-lain. Rizal pun mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat. Ia merasa banyak hal baru yang ia pelajari dari Ahmad.
Rizal juga mulai mengamalkan apa yang ia pelajari dari Ahmad. Ia mulai bersuci, shalat, puasa, zakat, dan berbuat baik kepada orang lain. Ia juga meninggalkan semua kebiasaan buruknya yang dulu ia lakukan, seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, dan lain-lain.
Rizal merasa hidupnya berubah menjadi lebih baik dan bermakna. Ia merasa lebih dekat dengan Allah dan lebih peduli dengan sesama. Ia merasa lebih tenang dan bahagia.
Rizal pun bersyukur kepada Allah atas hidayah yang telah diberikan-Nya kepadanya melalui musibah tsunami yang menimpanya. Ia menyadari bahwa musibah itu adalah cara Allah untuk membersihkan dosa-dosanya dan membimbingnya ke jalan yang lurus.
Rizal pun memutuskan untuk tinggal di Bali bersama Ahmad dan para relawan lainnya. Ia ingin membantu mereka dalam misi kemanusiaan mereka. Ia juga ingin menyebarkan Islam kepada orang-orang di sana.
Rizal pun menjadi seorang muslim yang taat dan sholeh. Ia menjadi seorang relawan yang aktif dan berdedikasi. Ia menjadi seorang pemuda yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.
Itulah kisah Rizal, seorang pemuda yang mendapatkan hidayah di balik musibah.
Baca Juga | Cerpen islami Jilid 2: Keajaiban Istighfar