Sejarah Not Angka: Asal Usul dan Perkembangannya
Not angka pertama kali diperkenalkan di Eropa pada abad ke-10 oleh Guido dari Arezzo. Guido menciptakan sebuah sistem yang menggunakan tujuh not dalam sebuah tangga nada. Tujuh not tersebut diberi nama sesuai dengan huruf-huruf dalam alfabet, yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Sistem ini kemudian berkembang menjadi sistem notasi musik yang kita kenal sekarang.
Asal Usul
Penggunaan notasi musik dalam bentuk berbeda telah ada sejak ribuan tahun yang lalu di berbagai belahan dunia. Beberapa contohnya adalah notasi Yunani kuno dan dari dinasti Tang di Cina.
Pada zaman Yunani kuno, notasi musik digunakan untuk menunjukkan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu. Notasi ini terdiri dari barisan garis-garis horizontal yang diberi tanda. Tanda-tanda tersebut menunjukkan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu.
Sementara itu, di Cina, notasi musik telah digunakan sejak zaman Dinasti Tang (618-907 Masehi). Seniman Cina menggunakan karakter-karakter khusus untuk menunjukkan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu. Notasi ini terdiri dari karakter-karakter yang disusun secara vertikal, dengan karakter-karakter di bagian atas menunjukkan nada yang lebih tinggi.
Pengaruh dari notasi musik kuno di Yunani dan Cina kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Di India, sargam adalah salah satu sistem yang digunakan. Sargam menggunakan huruf-huruf dari aksara Sanskerta untuk menunjukkan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu.
Dalam perkembangannya, notasi musik mengalami perubahan dan berkembang menjadi berbagai bentuk yang lebih mudah dipahami dan diaplikasikan. Salah satunya adalah dengan menggunakan angka-angka, atau yang dikenal sebagai not angka. Not angka menjadi populer karena mudah dipahami dan digunakan, terutama oleh para pemula dalam mempelajari musik.
Perkembangan
Seiring dengan perkembangan zaman, not angka mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian. Di Eropa, not angka terus berkembang dan digunakan oleh para komposer untuk menuliskan karya-karya musik mereka.
Pada abad ke-16, Claudio Monteverdi menciptakan sistem notasi musik yang disebut basso continuo. Sistem ini memungkinkan para pemusik untuk memainkan akord-akord dalam sebuah lagu dengan lebih mudah. Kemudian pada abad ke-18, Johann Sebastian Bach menggunakan sistem yang disebut tabulatur untuk mengajarkan musik kepada murid-muridnya.
Selain di Eropa, notasi musik juga terus berkembang di berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah di India, di mana notasi musik yang digunakan disebut dengan nama sargam. Sargam adalah sistem yang menggunakan huruf-huruf dalam alfabet India untuk menunjukkan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu. Sargam memiliki delapan nada dasar yang disebut dengan sa, re, ga, ma, pa, dha, ni, dan sa. Nada-nada tersebut kemudian diberi tanda khusus seperti titik atau garis kecil untuk menunjukkan tinggi rendahnya nada tersebut.
Tidak hanya di Eropa dan India, notasi musik juga terus berkembang di berbagai belahan dunia lainnya. Di Timur Tengah, terdapat sistem notasi musik yang disebut dengan nama solmisasi Arab. Sistem ini menggunakan huruf-huruf dalam alfabet Arab untuk menunjukkan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu.
F.A.Q
Q: Apa itu not angka?
A: Not angka adalah sistem notasi musik yang menggunakan angka-angka untuk menunjukkan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu. Sistem notasi ini sering digunakan untuk memudahkan para pemula dalam mempelajari musik.
Q: Siapa yang menciptakan not angka?
A: Not angka pertama kali diperkenalkan di Eropa pada abad ke-10 oleh Guido dari Arezzo. Namun, sistem notasi musik yang menggunakan angka-angka sebagai notasi sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu di berbagai belahan dunia.
Q: Penggunakan not angka dalam belajar musik?
A: Penggunaan not angka dalam belajar musik memudahkan para pemula untuk memahami tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu. Dengan not angka, para pemula dapat memainkan sebuah lagu dengan lebih akurat dan mudah dipahami.
Q: Apa saja jenis notasi musik selain not angka?
A: Selain not angka, terdapat banyak jenis lain yang digunakan di berbagai belahan dunia. Beberapa contohnya adalah notasi Yunani kuno, notasi musik dari dinasti Tang di Cina, dan sargam yang digunakan di India.
Kesimpulan
Not angka telah menjadi bagian penting dari dunia musik selama ribuan tahun. Sejarahnya dimulai dari penggunaan notasi musik kuno di berbagai belahan dunia, hingga perkembangan yang kita kenal sekarang. Penggunaan not dalam belajar musik telah memberikan banyak manfaat bagi para pemula untuk memahami dan memainkan sebuah lagu dengan lebih akurat dan mudah dipahami. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda untuk mengetahui lebih banyak tentang sejarah not angka: asal usul dan perkembangan.